Sabtu, 21 November 2020

Dia,

Dia, 


Puan yang mengemban luka

Bersengkarut tanpa jeda

Di tangannya secangkir kopi hitam nirgula

Pahitnya biasa

-- mantra supaya lupa


10112020

20.27 WIB



Aku :

 Seteguk dari Kopi dan Secangkir Puisi : Perjalanan Menuju Senja 


Aku : 


adalah secangkir kopi tanpa gula

yang tak pernah alpa

bersaing dengan sebatang mild

kala malam tiba 


Tapi selalu ku juaranya 

Menyentuh bibirmu lebih lama 

Sebagai rindu bernostalgia


21.48

20112020

Minggu, 15 November 2020

Sabtu, 07 November 2020

Mula

Seteguk dari Kopi dan Secangkir Puisi : Perjalanan Menuju Senja


Aku tak apa

Tersesat terlalu lama 

Di belantara kata-kata


Sebab pasti akan bersua juga

Dengan Tuan yang diizinkan semesta

Sejak mula


03112020



Secangkir kopi hitam tanpa gula

Digenggam perempuan menuju tua

Menyusul basah di balik jendela

Hujan turun dari mata diam-diam saja

Seperti luka yang tak pernah bersuara


Kamis, 13082020

15.27 WIB



Akad

 Sepi dan kopi telah bersepakat 

melangsungkan akad

Menjadi payung bagi ingatan

yang dihujani kenangan


17072020



 Cintaku sederhana:


Seperti hangat secangkir kopi pagi

yang memeluk gigil sepi sisa malam tadi



01072020

#SelamatbulanJuni

 


Kamis, 05 November 2020

Pentigraf Sandal Pelangi (sebuah cerita anak)

 




 Pelangi, nama gadis kecil itu. Pelangi yang selalu ceria. Dan keceriaan Pelangi menular ke orang-orang di sekitarnya sehingga hari-hari penuh warna seperti namanya. Pelangi senang ikut Bunda ke pasar sebab bisa melihat-lihat aneka barang jualan di sana. Hari itu matanya tertuju pada sepasang sandal jepit berwarna mejikuhibiniu di sebuah toko alas kaki. Selama Bunda belanja di toko kelontong Alin, selama itu pula Pelangi berada di toko alas kaki, Pantes namanya. Selesai belanja Bunda menggandeng tangan Pelangi untuk pulang. Dalam gandengan tangan Bunda, mata Pelangi tak lepas dari sandal cantik itu bahkan sampai di rumah. Karena tak tahan membayangkan, akhirnya ia meminta pada Bunda yang kemudian membelikannya minggu berikutnya. Pelangi tentulah sangat senang. Ia menyayangi sandal itu dan menyimpannya di rak sandal di teras depan.  Setiap hari dipastikannya tetap di rak sandal itu. Sampai suatu hari sandal itu HILANG!

 

Pelangi sedih sekali. Sungguh ia amat menyayangi sandal itu. Ia ingat sesuatu. Pada hari terakhir ia lihat sandal jepit, ia memergoki seorang anak perempuan seusianya juga sedang melihat sandal itu. Sepertinya ia tertarik. Pandangan anak itu tampak kagum akan sandal jepit kesayangannya. Pelangi menduga anak itu yang mengambilnya, ah, mencurinya. Segera ia bertemu Bunda dan bercerita tentang kejadian itu. Bunda membelai rambut halus Pelangi seraya mengatakan tak baik menuduh tanpa bukti. Bunda mengajak Pelangi mencari sandal itu di seluruh rumah tapi tak ketemu. Pelangi semakin yakin kalau sandal itu dicuri. Pelangi menyampaikan pada Bunda dan Bunda tetap bilang hal yang sama: tak baik menuduh tanpa bukti. Bunda berjanji akan membelikan sandal jepit yang baru sebagai ganti.  Meski kesal, Pelangi menerima kata-kata Bunda, termasuk menerima sandal jepit baru pengganti.

 

Seminggu berselang, Pelangi yang masih sedih duduk santai di teras depan. Tiba-tiba seseorang berdiri di depan pagarnya. Pelangi berdiri dan menghampiri sosok itu. Ia terkejut. Anak perempuan itu tampak malu-malu menatap Pelangi. Di tangannya ada kresek*) hitam agak koyak. Pelangi bisa melihat apa yang ada di dalam kantong itu. Mata Pelangi membulat. ITU SANDAL PELANGINYA! Ia berlari ke dalam memanggil Bunda. Mereka keluar membuka pagar. Anak perempuan itu takut-takut saat Bunda mendekat. Bunda mempersilakan anak itu masuk. Anak itu menemukan sandal pelangi di depan pagar sehari setelah Pelangi kehilangan. Ia ingin mengembalikan segera tapi rumah selalu sepi. Setiap hari ia lewat dan baru hari ini ia melihat Pelangi. Bunda dan Pelangi berterima kasih. Anak itu pamit tapi, eh, anak itu nyeker**) Pelangi meminta izin Bunda memberikan sandal itu untuk si penemu. Yah, biarpun tak jadi memilikinya, Pelangi senang sebab sandal jepit mejikuhibiniunya telah bermanfaat bagi orang lain.

 

Zia Agria, 29 Oktober 2020

*)    kantong plastik

**)  tanpa alas kaki